Tuesday, May 7, 2019

Mengenal skema pelanggan "PV Rooftop" dari PLN


"Mas, emang bener ya, Indonesia itu negara yang berlimpah dengan pancaran sinar matahari ?"

Yap, tentu saja, julukannya "ZAMRUD KATULISTIWA",  letak Indonesia kan berada di garis katulistiwa. Posisi yang membuat Indonesia "bermandikan" cahaya matahari, yang bersinar sepanjang tahun. 


"Wow, "bermandikan" itu, emang ngaruh mas ?"

Jadi Indonesia sangat kaya dengan "potensi energi" masa depan. Maklum, "energi fosil", sudah tidak bisa diandalkan sebagai energi primer untuk produksi energi listrik. Kelak, cahaya matahari akan jadi andalan, sebagai energi primer produksi listrik. 



"beneran nih mas ? emang caranya gimana mengubah sinar matahari yang berlimpah itu, jadi energi listrik ?"

Ya benar lah, kalau ibarat lahan pertanian, sinar matahari itu tinggal "dipanen" untuk menjadi energi listrik, dengan "lahan" yang disebut PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Bahkan untuk Indonesia, bisa di"panen" dalam skala kecil, di setiap rumah penduduk di negeri ini,dengan "sesuatu" yang disebut dengan PV Rooftop (Panel Surya Atap).


"wah jadi penasaran ini, bisa dijelaskan mas, masak sih "panen" energi listrik di rumah masing-masing, emang beneran ya ?"

PV Rooftop (Panel Surya Atap), secara sederhana, untuk satu rumah, dapat digambarkan dalam diagram berikut : 




Dari skema di atas, ada beberapa komponen utama dalam sistem Off-grid atau suplay listrik rumah hanya dari PV Rooftop saja, yaitu :

1. PV Panel untuk "memanen" sinar matahari menjadi energi listrik arus searah (DC).

2. Inverter untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC), yang digunakan untuk menghidupkan peralatan elektronik/elektrik di dalam rumah

3. Baterai untuk menyimpan energi listrik, agar listriknya bisa digunakan pada malam hari, saat tidak ada sinar matahari.

4. Charge control untuk mengendalikan proses pengisian baterai dari hasil "panen".   



"Pakai baterai ya, mahal dong mas ?"

Biaya pembelian Baterai memang "lumayan". Lumayan mahal, maksudnya. "sebelas-duabelas" lah, dengan harga PV Panel nya, yang antara 15 s.d 20 juta rupiah per kWp (kilo Watt peak). Belum lagi tempat penempatan baterai, yang semakin besar bila semakin tinggi kWp PV Panelnya.

Jadi, kalau kebutuhan daya sekitar 4 kW (empat ribu Watt), maka kurang lebih dana yang harus disiapkan sekitar 100-an juta rupiah, di luar bateray. Kalau dengan Bateray bisa jadi 170-an juta rupiah.



"Wah nggak menarik mas, biaya investasinya kemahalan, harus beli PV Panel, masih ditambah beli bateray lagi, belum pengelolaan limbah bateray-nya nanti, Urusan Lingkungan Hidup kan ribet, iya nggak mas ?"

Eittt....sabar dulu, ada layanan dari PLN agar kita tidak perlu beli bateray. Namanya skema pelanggan "PV Rooftop" PLN, prinsipnya adalah "ON Grid System". Skema nya bisa digambarkan sebagai berikut :



Dari skema di atas, ada beberapa komponen utama dalam sistem ON-grid yang mirip dengan OFF-Grid, hanya tidak ada bateray (tentu dengan charge controlnya), dan adanya beberapa komponen tambahan, yaitu :

1. kWhmeter exim untuk mencatat energi yang diterima dan dikirimkan ke Grid (milik PLN).

2. Inverter Grid Tie, yang akan memutus koneksi antara PV Rooftop dengan Grid, bila sewaktu-waktu pasokan listrik dari Grid (PLN) padam.



"Kalau mau jadi pelanggan "PV Rooftop PLN", caranya gimana mas ?"

Datang ke kantor pelayanan PLN dan mengajukan layanan pelanggan "PV Rooftop" PLN. Nanti akan dilihat dan dievaluasi kelayakannya oleh PLN.

Yang pertama harus dipahami adalah, Watt peak (Daya) Panel Surya Atap (PV Rooftop) kita, maksimal adalah 100% dari Daya listrik langganan kita ke PLN. 

Jadi misalkan Daya Panel Surya Atap nya 4 kWp, maka Daya listrik PLN di rumah kita minimal adalah 4.400 VA, dan seterusnya.

Jadi kalau kurang, kita akan diminta tambah daya sesuai Watt peak Panel Surya Atap yang kita miliki.




"Nggak bisa melalui CC-123 ya mas ?"

Setahu saya sih belum ya, karena selain analisa daya eksisting di rumah kita, dan besaran Watt peak Panel Surya Atap yang kita miliki, ada hal lain yang perlu dilakukan. Yaitu mengganti biaya penggantian kWhmeter di rumah kita, menjadi kWhmeter yang bisa EXIM (Eksport Import).



"Maksudnya kita harus membayar biaya penggantian kWhmeter EXIM itu mas ?"

Yap betul, nanti kita akan diberikan no register untuk dibayar sebagai biaya penggantian kWhmeter nya menjad EXIM itu. Selain itu bila ternyata daya di rumah kita, belum memenuhi kriteria : Wp Panel surya atap  maksimum sama dengan daya langganan PLN, maka kita akan diberikan no register untuk tambah daya nya.

no register tersebut dibayarkannya di layanan perbankan, bisa via ATM, via PPOB, via Indomaret atau Alfamart, bahkan bisa menggunakan Go Pay, atau Paytrend.



"Kenapa kWhmeternya harus diganti dengan kWhmeter EXIM, kenapa nggak menggunakan kWhmeter yang lama, sehingga tidak perlu bayar mas ?"

Ini ada kaitan dengan skema layanan "pelanggan PV Rooftop PLN". Jadi listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya Atap milik pelanggan, akan dibeli oleh PLN, tapi dengan mekanisme "Barter kWh"


"Apa maksudnya dengan "Barter kWh" mas ?"

Intinya sih listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya Atap milik pelanggan, akan di"hitung" 65% nya, untuk mengurangi besaran kWh (energi listrik PLN) dalam perhitungan rekening listrik pelanggan. Tapi Syarat dan Ketentuan berlaku.
 
"Syarat dan Ketentuannya apa mas, kok kaya undian berhadiah sih ?"

1. Pengurangan kWh produksi Panel Surya Atap terhadap Nilai tagihan rekening listrik pelanggan, maksimal adalah menjadikan besaran tagihan rekening listrik pelanggan sebesar Rekening Minimum (RM) daya langganan PLN. Intinya, setiap bulan, pelanggan tetap membayar paling kecil sebesar Rekening Minimum (RM) daya langganan PLN nya. 
 
Misalkan 4.400 VA (4,4 kVA) adalah sebesar :
 = (40 Jam x 4,4 kVA x 1.467,28 Rupiah/kWh) + PPJ (6%)  
 = (258.241,28 + 15.494,48) rupiah
 =  273.735,76 rupiah

2. Bila ada sisa saldo kWh produksi Panel Surya Atap, maka akan diperhitungkan untuk tagihan rekening listrik bulan berikutnya. 
 
3. Sisa saldo kWh produksi Panel Surya Atap akan "hangus" atau di-reset Nol lagi setiap tiga bulan (Triwulan)


"Kok saya tambah bingung, ya mas ?"

Sama dong, saya yang menulis juga bingung, kok rumit amat ya ditulisnya, apalagi dimengerti. Tapi intinya PLN mendukung "Green Energy", atau Energi Baru dan Terbarukan, dari Panel Surya Atap, atau PV Rooftop, untuk keberlangsungan planet Bumi tempat kita tinggal ini.
Lebih jelas, bisa mendatangi Kantor PLN Terdekat, dan bertanya secara lebih jelas dan lebih detail. Bisa jadi yang ditanya nanti lebih bingung, tapi jangan putus asa, karena selalu ada level kantor PLN yang lebih tinggi untuk tempat kita bertanya, sampai kita mendapatkan penjelasan yang clear. 


Tetap Semangat dan Terus Bergerak 

No comments:

Post a Comment