Friday, May 18, 2018

"Persembahan" PLN untuk "Rumah Ibadah" di bulan penuh berkah


#Diskon 100% alias GRATIS Tambah Daya listrik untuk Rumah Ibadah


"PLN ini, bagaimana sih ?", gerutu seorang Jamaah sebuah Masjid, di sebuah perumahan, di Cibinong, kabupaten Bogor. 

"Memang ada apa mas ?", tanya jamaah yang lain. 

"Itu lho, Tarawih malam pertama, mati listrik, untung pas rakaat terakhir sholat witir", jelasnya. 

Memang satu perumahan tersebut, mati listrik, Rabu malam, 17 Mei 2018, sejak jam 20.20 WIB. Listrik baru menyala kembali sekitar jam 21.10 WIB. 

Akibatnya, sholat Witir di masjidnya, dilaksanakan dalam suasana gelap gulita, dan hawa yang gerah. Maklum, masjidnya dilengkapi dengan 8 buah AC berkekuatan 1 PK, ditambah deretan kipas angin yang menempel di dinding. 

Tanpa listrik PLN, jelas saja AC-AC plus kipas angin itu tidak berdaya. Lampu penerangan pun jadi "padam", lampu emergency yang ada, hanya "mbleret" saja sinarnya, temaramnya hanya sekelas "lampu teplok" saja, saat rakaat terakhir sholat Witir di malam pertama bulan Ramadhan itu.

"Eh tadi malam, Tarawih malam kedua, baru juga masuk rakaat kedua sholat Isya, mati listrik lagi", jelasnya. 

"Untung nggak lama,  tapi bacaan surat imamnya jadi tidak terdengar, pas mau Ruku', listrik sudah menyala lagi", sambungnya lagi. 

"PLN, PLN !!!", gerutu sang jamaah.

"Oh, Kalau yang tadi malam bukan PLN", jawab Jamaah yang lain tadi. 

"Maksudnya apa ? kok bukan PLN, emang PLN sudah punya pesaing ya ?", tanya jamaah yang tadi menggerutu. 

"Listriknya "nJeglek", alias "turun", sepertinya "nggak kuat",  "itu menyala, saya yang "naikkan", saya batalkan dulu sholat isya saya, agar listrik menyala kembali", Jamaah tadi menjelaskan panjang lebar.

Maklum bulan Ramadhan, malam-malam awal, jamaah masih banyak-banyaknya. Sehingga seluruh AC yang ada, dan kipas angin, dibuat menyala. Ditambah Lampu penerangan, dan Sound System, akhirnya daya listrik di masjid, jadi tidak kuat, akhirnya "nJeglek" atau "turun" tadi.

 "Wah, harus tambah daya ke PLN dong ya ?", tanya jamaah yang awalnya menggerutu. 

"Iya, betul, tapi sayang biayanya, lebih baik uangnya, dipakai untuk program Ramadhan yang lain saja, agar masjid jadi makmur", jawab Jamaah yang lain.

Fenomena di atas, sepertinya terjadi juga di banyak masjid, daya listrik masjid yang biasanya "aman-aman" saja, jadi sering "turun" atau "nJeglek" di bulan Ramadhan. 

Tapi dengan pertimbangan biaya, akhirnya penggunaan AC atau kipas angin yang diirit, bukan daya listrik masjidnya yang dinaikkan. Akibatnya semakin hari, jumlah jamaah semakin maju ke depan, karena merasa "gerah" dan tidak nyaman.  

Sepertinya "suara hati" para jamaah di atas, "didengarkan" oleh PLN, terbukti mulai tanggal 17 Mei 2018 kemarin, ada program "Gemerlap Lebaran 2018". Salah satunya adalah Diskon 100% alias GRATIS, Tambah Daya listrik untuk Rumah Ibadah. Lihat materi promo nya sebagai berikut :   
 
Promo "Gemerlap Lebaran 2018"

"Rumah ibadah itu, hanya masjid saja kah ?", tanya pembaca.

"Semua Rumah Ibadah : Masjid, Gereja, Pura, Klenteng, Kuil, yang penting tercatat resmi sebagai Rumah Ibadah", jawab penulis.


"Beneran GRATIS untuk Rumah Ibadah, UJL (Uang Jaminan Langganan) nya bagaimana ?", tanya pembaca lagi.

"Bener, GRATIS untuk Rumah Ibadah. UJL belum ada penyesuaian, jadi tetap menggunakan UJL yang ada. Tapi syarat dan ketentuan berlaku ya", jawab penulis lagi.
 

"Kemana mendaftarnya eh mohon tambah daya nya ?", tanya pembaca yang penasaran.

"Website PLN : www.pln.co.id, PLN CC-123 (PTT : 123 atau HP : (Kode Wilayah) 123, atau ke Kantor PLN", jawab penulis.


"Eh baru nyadar, kok ada syarat dan ketentuan berlaku, apaan itu ?", tanya pembaca makin penasaran.

"Nah kalau ini nanya ke PLN saja langsung ya, ke PLN CC-123 saja bisa dihubungi 24 jam lho, suaranya merdu lagi", jawab penulis tidak mau kalah. 


"Sok tahu" itu memang berat, biar PLN saja yang menjawab. Jadi untuk pertanyaan lebih lanjut silahkan kontak ke PLN CC-123 ya (PTT : 123 atau HP : (Kode Wilayah) 123) ya. 

Apalagi kalau nanyanya Tarif listriknya kepengaruh nggak setelah Tambah Daya, penulis "angkat tangan" deh.....



Tetap Semangat dan Terus Bergerak 



Tuesday, May 8, 2018

"Melawan" dengan "Memanfaatkan" bukan membenci

#Belajar dari website disway.id


"Menyalin". Menulis ulang. Hal itu yang penulis rasakan, saat membaca kembali dua tulisan sebelumnya, yang ini dan ini. Apa karena saking "nge-fans"nya, pada pak Dahlan Iskan, maka penulis hanya mampu "menyalin", menulis ulang, tulisan-tulisan pak Dahlan Iskan, dalam dua tulisan tersebut. 

Pengaruh tulisan-tulisan pak Dahlan Iskan, sejak masih di Jawa Pos dulu, era CEO Note (saat pak Dahlan Iskan menjadi Dirut PLN), Manufacturing Hope (Pak Dahlan Iskan menjabat Menteri BUMN), New Hope, hingga saat ini di disway.id, ternyata terlalu melekat, untuk sekedar dijadikan referensi. Maka yang terjadi adalah "Menyalin". Menulis ulang, tadi.

Tulisan ini, mencoba untuk tidak "menyalin", atau "menulis ulang", apa-apa yang sudah ditulis oleh Pak Dahlan Iskan. Salah satu "pengaruh", yang tertanam di benak penulis, dari Pak Dahlan Iskan, yang banyak menulis tentang Tiongkok, (hingga ditulis berseri di website disway.id, di sini, sini, dan sini), adalah untuk "Melawan" Tiongkok, dengan cara "memanfaatkan", bukan membenci. 

Menurut beliau, Tiongkok ibarat Vacuum Cleaner super raksasa. Sia-sia saja kita "marah-marah", menghancurkan Vacuum Cleaner, atau menyumbat slangnya, karena Tiongkok tidak mau menyedot pun, kita yang akan tersedot oleh "keraksasaan" kapasitas Tiongkok. "Membenci" Tiongkok, hanya akan "destruktif" untuk kedua belah pihak. 

Salah satu cara "melawan" dengan "memanfaatkan", sudah dicontohkan beliau, dengan mengirim sebanyak-banyaknya anak muda Indonesia, untuk belajar di Tiongkok. Belajar bahasanya, belajar semangatnya, belajar budayanya, belajar cara Tiongkok untuk maju. Melalui Yayasan ITCC (Indonesia Tionghoa Culture Center), Pak Dahlan Iskan, setiap tahun mengirimkan ratusan mahasiswa untuk belajar di Tiongkok. 

Tahun lalu jumlahnya 350 orang. Hebatnya, yang diberangkatkan, yang mau, tidak harus pintar, apalagi kaya. "orang mau mengubah nasib, tidak boleh ditolak", kata Andre So, koordinator ITCC, saat menjelaskan anak-anak Indonesia dari daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal), yang mendapatkan kesempatan belajar di Tiongkok, dengan beasiswa yang dikoordinatori ITCC.  

Pak Dahlan Iskan bersama para "mahasiswa beliau" di Tiongkok via disway.id

Cara yang lain untuk "melawan" Tiongkok, menurut pak Dahlan Iskan, sudah dilakukan oleh Rusdi Kirana, pemilik Lion Air. Lion Air berani membuka penerbangan, dari kota-kota "pedalaman" Tiongkok (Wuhan, Chongqing)  langsung ke Manado. Masyarakat Tiongkok yang senang bepergian, membanjiri Manado, obyek-obyek wisata di sekitarnya, dengan Devisa "Yuan"nya.

Terobosan Lion Air, membuat Manado, dan obyek-obyek wisata di sekitarnya, dikunjungi puluhan ribu turis Tiongkok. Padahal penduduk Tiongkok, jumlahnya 1,3 Milyar orang, dan hobby jalan-jalan ke wisata alam yang masih perawan. Bayangkan besarnya aliran Devisa "Yuan", ke Indonesia, hanya dengan modal senyum, tentu senyum yang tulus. Asal mau, asal berani membuat terobosan seperti yang dilakukan Lion Air.

Ada juga cara "melawan" yang lain. Sehebat-hebatnya Tiongkok, ternyata juga punya titik lemah. Mereka tidak dapat menghasilkan buah tropik dan sayur tropik. Melawan mereka, dengan memanfaatkan titik lemah itu, sudah dibahas di tulisan sebelumnya, Revolusi orange. Memanfaatkan kekuatan serbu buah-buah tropik, yang dikelola secara korporasi. Pak Dahlan Iskan, pernah memulainya saat jadi menteri BUMN dulu, entah bagaimana kabarnya sekarang.

Setelah dibaca kembali, tulisan ini, ternyata saya terbukti tidak berhasil, saya kembali "menyalin" dan "menulis ulang", sesuatu yang pernah ditulis oleh pak Dahlan Iskan....tidak ringan memang, ya sudah lah, seterah pembaca sekalian saja menilainya....toh saya sudah berusaha......   


Tetap Semangat dan Terus Bergerak  

Thursday, April 26, 2018

Inspirasi dari Durian "si buah Tropik"

#Belajar dari website disway.id


Mungkin hanya Buah Durian, tapi dari Jari seorang Dahlan Iskan, akan terbit tulisan yang "bernyawa". Tulisan yang meng"inspirasi" pembacanya. Tulisan itu ada di disway.id, pada tanggal 24 April 2018 kemarin, berjudul "Durian runtuh di Rumah Sebelah". "Bernyawa" itu, misalkan ada di bait ini, "Untuk Thailand: penjualan durian itu dilanjutkan. Selama tiga tahun ke depan. Senilai Rp 6 triliun. Atau tepatnya US 478 juta dolar. Begitu besar devisa dari durian. Belum dari buah tropik lainnya". 

 Ke"hebat"an seorang Dahlan Iskan lah, dengan luasnya wawasan, dan pengalaman hidup beliau yang berwarna, membuat tulisan mengenai durian, bisa menjelaskan sebuah potensi devisa, sebesar 478 juta dollar, bagi negara Thailand, untuk tiga tahun ke depan. Hanya dari Durian, belum buah tropik yang lain. Sementara negara Indonesia, adalah salah satu negara tropis terbesar, yang mesthinya bisa lebih menang dari "rumah sebelah". 

Membaca tulisan di atas, penulis jadi teringat, tulisan pak Dahlan Iskan, saat masih menjadi Menteri negara BUMN, dalam serial "Manufacturing Hope" (MH) 78, tanggal 20 Mei 2013, berjudul "Bantal Emas" dari negara tropik. Tulisan kemarin, dengan tulisan pak Dahlan Iskan 5 tahun yang lalu, masih senafas, masih "inline", masih sejalan. Semangatnya masih sama....

Tulisan beliau mengenai "Buah Tropik", bukan hanya sekali, bahkan sudah ada di MH ke 64, tanggal 10 Februari 2013, berjudul "Meninggalkan eksotisme menuju kekuatan tropikal". 

Ilustrasi MH ke 64 di KabarDahlanIskan.wordpress.com

Semangatnya masih sama, kita, negara Indonesia, salah satu negara tropik terbesar, harus mampu memanfaatkan potensi itu, termasuk dalam hubungan nya dengan negara Tiongkok. Kelebihan negara Indonesia, dibandingkan Tiongkok, adalah posisi sebagai negara Tropik itu. Dengan cara kita "menyerbu" negara Tiongkok, menggunakan "kekuatan tropikal". Yaitu Buah Tropik, salah satunya Durian, si "Bantal Emas" (Montong dalam bahasa Thailand berarti bantal emas).

Kalau si "Bantal Emas" bisa memberikan "Durian runtuh" bagi Thailand, kenapa Indonesia tidak bisa. Kalau Durian saja, bisa menghasilkan 2 Triliun Rupiah per tahun. Bayangkan nilai dari buah-buah Tropik yang lain. 

Dalam Tulisan kemarin, pak Dahlan Iskan juga menjelaskan, saat ini di Tiongkok, ada 300 juta orang kaya, yang takut gemuk, yang ingin sehat, yang kalau malam hanya mau makan buah. Buah. Buah. Dan buah. Buah yang paling eksotik adalah Buah Tropik. Buah yang bisa dihasilkan oleh negara Indonesia, tentu kalau sudah mau tahu caranya, dan kalau ingat bikin programnya.

Hal yang membuat teringat dengan "Revolusi Orange"  yang pernah dicanangkan pak Dahlan Iskan, saat masih menjabat Menteri negara BUMN, lima tahun yang lalu. "Revolusi Orange", sebuah revolusi untuk melawan Tiongkok, dengan memanfaatkan Tiongkok, dengan cara menyerbu pasar Tiongkok dengan "kekuatan tropikal". Membanjiri pasar Tiongkok dengan buah-buah Tropik, yang tidak bisa dihasilkan Tiongkok, buah-buah yang bisa dihasilkan oleh Indonesia, salah satu negara tropis terbesar. 

Lima tahun sudah berlalu, sejak "revolusi orange" dicanangkan. Entah gimana nasibnya, rasanya tidak pernah ter"ekspose" lagi oleh media. Andaikan lima tahun yang lalu, tetap konsisten dilaksanakan, mesthinya sekarang sudah memanen hasilnya, setidaknya PTPN yang melaksanakan sudah "berjaya" dan "memanen hasil"nya.

Kalaupun ternyata sudah "tinggal kenangan", barangkali saat nya kita mulai kembali mengingat "revolusi orange" itu, mencari tahu caranya, dan merintis kembali, Usaha untuk membanjiri pasar Tiongkok dengan si "Bantal Emas" eh "kekuatan tropikal" aka Buah-Buah Tropik. Tentu Buah Tropik yang ditanam dengan sistem yang benar, dipupuk dengan benar, dan dirawat dengan benar, agar menguntungkan. Bukan Buah Tropik di pekarangan, yang dibiarkan tumbuh apa adanya.




Tetap Semangat dan Terus Bergerak.

Monday, April 23, 2018

Pak Dahlan Iskan kembali berbagi inspirasi setiap hari jam lima pagi


Ada sebuah lagu anak, yang sangat membekas di hati, penulis yakin hampir semua orang pernah mendengarnya. "Libur telah tiba, libur telah tiba, hore-hore-hore....horee...". Sebuah lagu yang pernah dinyanyikan oleh Tasya Kamila, yang saat itu masih kecil, dengan riang gembira. 

Lagu itulah yang menggambarkan suasana hati penulis, saat mengetahui kabar ini : "Pak Dahlan Iskan kembali".

"Pak Dahlan Iskan kembali", dengan tulisan-tulisannya yang sangat inspiratif itu. Tulisan yang mampu menjelaskan dengan gamblang, secara sederhana, hal-hal yang rumit. Tulisan yang mencerahkan, dan memberi gambaran utuh, saat penulis lain terkadang membuat tambah bingung. 

Yap, "Pak Dahlan Iskan kembali", dengan tulisannya, untuk membagikan inspirasi, sekarang setiap hari, setiap jam lima pagi. Dimana ? sebuah website atau blog yang bernama disway.id (link nya di sini

Tampilan Website atau Blog disway.id
 
Penulis mengetahui keberadaan blog disway.id, agak terlambat, pertengahan April 2018, sementara kalau melihat tulisan pertama di blog, neraka 40 jam di tengah laut, di kolom komentarnya, ada komentar tertanggal 10 Februari 2018. Tapi kalau melihat artikel yang baru, berjudul "lebih menyiksa dari sakit jantung", bertanggal 9 Februari 2018. 

Bisa disimpulkan kalau blog Disway.id diterbitkan tanggal 9 Februari 2018. Wah telat dua bulan, waktu yang sangat panjang, untuk kembali menikmati tulisan-tulisan Pak DIS (panggilan pak Dahlan Iskan), yang sangat khas itu.

Tidak tahu mengapa, tapi membaca tulisan Pak DIS, memang seperti kecanduan. ingin lagi, lagi, dan lagi. Deskripsinya, alur cerita nya, pemenggalan kata demi kata nya, sangat khas Pak DIS itu, tiada dua nya. Makanya berasa lama sekali, seperti ada sesuatu yang hilang, saat tidak menjumpai tulisan Pak DIS, beberapa waktu belakangan ini. 

Tepatnya setelah membaca tulisan di kolom New Hope, di harian Jawa Pos, tanggal 2 Oktober 2018, setelah itu Pak DIS seperti "ditelan bumi". Tidak ada lagi tulisan beliau di Harian Jawa Pos, apa sudah pensiun atau ada apakah gerangan. Yang jelas, ada "rindu terpendam" untuk membaca tulisan-tulisan Pak DIS.

Website atau Blog disway.id di"launching" tanggal 9 Februari 2018, ternyata tepat pada Hari Pers Nasional. Tulisan-tulisan awalnya, adalah kisah Pak DIS lolos dari "ancaman kematian" yang ketiga. 

Ketiga setelah operasi ganti hati, dan menabrak tebing dengan mobil listrik. Lolos dari lobang kematian, bernama "aorta dissection". Cerita lengkapnya bisa dibaca di disway.id, khususnya di kolom "setengah bionic", yang sekeren tulisan "ganti hati".

Selain itu banyak tulisan Pak DIS yang inspiratif, deskriptif, dan menumbuhkan semangat + motivasi untuk maju. Salah satu yang meng"inspirasi" penulis, adalah Update tulisan dalam disway.id, yang setiap hari, setiap jam lima pagi. Hal yang sungguh "luar biasa", di tengah kesibukan Pak DIS. 

Jadi bagi penggemar tulisan-tulisan Pak DIS, mari menyambut Website atau Blog disway.id, se-riang Tasya Kamila menyanyikan lagu "Libur telah tiba", dengan hati gembira, memanen inspirasi dan motivasi untuk maju, setiap hari, setiap jam lima pagi....

"Libur telah tiba, Libur telah tiba, hatiku gembira....."

 
Tetap Semangat dan Terus Bergerak    

Wednesday, April 18, 2018

Terus melangkah dan tetap berkarya

"Usulan" untuk mas Gokil Abis yang sedang pulang kampung_part4

Mas Parindra saat awal terkenal di media televisi nasional via capture youtube



 Salah satu resiko, menjadi terkenal, adalah banyak orang lain yang "memperhatikan", termasuk meng"komentari" segala hal, meski hal-hal sepele, namanya juga "artis" atau "seleb". Hal yang sudah dialami mas Parindra Sidik Cahyono aka mas Gokil Abis. 

Kalau kita mengikuti akun youtube nya, sudah ada yang men"dislike" video, atau bahkan menyampaikan "kritikan"nya secara terbuka, seperti screenshot berikut ini :

Screenshot coment di akun youtube Gokil Abis

Sebuah "kritikan sangat tajam" yang ditujukan kepada mas Gokil Abis, atas unggahan video nya. sebuah kritik yang menurut saya pribadi, "sangat berlebihan", dan "kurang pada tempat"nya. tapi sekali lagi, sehubungan sudah terkenal dan jadi "artis", mau nggak mau mas Gokil Abis mesthi menerima nya sebagai risiko.

Sebenarnya bukan kritikan nya yang jadi masalah, tapi bagaimana mas Gokil Abis menyikapi "kritikan-kritikan", yang terkadang "super lebay" tersebut. Apalagi sebenarnya yang melontarkan "kritikan", sebenarnya ya akun itu-itu saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada screenshot berikut :


Screenshot comment di akun youtube Gokil Abis

Atau untuk lebih meyakinkan, bahwa yang "menyampaikan kritikan" memang itu-itu saja, bisa juga dilihat pada screenshot berikut :


Screenshot comment di akun youtube Gokil Abis

dari dua screenshot di atas, ternyata sudah semenjak 4 bulan yang lalu, atau sekembalinya mas Gokil Abis dari Jakarta, dan mendadak tenar sebagai "artis", yang ber"suara negatif" ya akun itu-itu saja. 

Sikap terbaik yang perlu mas Gokil Abis lakukan, dalam menyikapi "lontaran kritik pedas" tersebut, menurut saya adalah "Terus Melangkah dan Tetap berkarya", konsisten meng"upload" Vlog-Vlog yang dibuat ke akun youtube Gokil Abis. 

Dalam tulisan sebelumnya di sini (atau lebih lengkap bisa di lihat di socialblade.com), sebenarnya bisa dilihat, bagaimana jumlah Views perbulan, yang sempat turun (bahkan drastis), ternyata perlahan bisa rebound kembali, sebagai berikut :
  •  Oktober 2017 : 11,92 juta kali ditonton
  •  November 2017 : 4,4 juta kali ditonton
  •  Desember 2017 : 3,58 juta kali ditonton
  •  Januari 2018 : 2,93 juta kali ditonton
  •  Februari 2018 : 2,97 juta kali ditonton
  •  Maret 2018 : 5,44 juta kali ditonton
Dari angka-angka di atas, bisa dilihat, dengan terus berkarya sesuai ciri khas mas Gokil Abis, toh mulai Februari sudah terjadi kenaikan jumlah Views akun youtube Gokil Abis, bahkan melonjak di angka 5,44 juta kali ditonton di bulan Maret 2018. Sementara sampai dengan tanggal 18 April 2018 ini, akun youtube Gokil Abis sudah ditonton sebanyak 2,79 juta kali.

Jadi menghadapi "kritikan-kritikan pedas" yang terkadang "super lebay" itu, kalau saran saya, mas Gokil Abis diamkan saja, atau kalaupun menanggapi, diusahakan sesantai mungkin, nggak baper apalagi terpancing emosi. Woles saja gaesssss......

Toh fakta dan data sudah membuktikan, "setidak-tidak baik"nya kualitas kontent/Vlog menurut yang "mengkritik", jumlah minimal Views dalam satu bulan adalah 2,93 juta kali ditonton. sebuah jumlah yang sangat luar biasa, 97.667 (sembilan puluh tujuh ribu enam ratus enam puluh tujuh) kali dilihat/ditonton per hari.

Tetap berkarya adalah cara menjawab berbagai "kritik" yang elegan, toh dengan terus melangkah, sudah terbukti dengan kenaikan jumlah Views di bulan Maret 2018. Kenaikannya bahkan mencapai hampir dua kali lipat dari bulan Januari 2018 (posisi terendah jumlah Views dalam satu bulan).

Jadi untuk mas Gokil Abis, nggak usah pusing dan nggak usah "ngelu gaesss"....terus melangkah dan tetap berkarya, sesuai ciri khas dan yang menjadi hobby mas Gokil Abis. Data dan Fakta sudah membuktikan bahwa Vlog dan karya mas Gokil Abis, sudah punya "customer" dan "pangsa pasar" tersendiri......

Kalaupun boleh usul, seperti di tulisan yang ini, bisa dipertimbangkan untuk merektrut "tim pendukung", sehingga ada kameramen, editor, bahkan tim kreatif yang mendukung akun youtube Gokil Abis. Tapi tentu ada konstrain biaya, dan lain-lain yang perlu dipikirkan masak-masak. 

Jangan sampai seperti dua bersaudara Mc Donald, yang harus kehilangan "brand restoran" kesayangan, yang dibesarkan dari Nol, akibat bekerja sama dengan orang yang "lebih cerdik" dan "lebih tega", yang akhirnya mengambil alih brand restoran cepat saji Mc Donald sepenuhnya.


Tetap semangat dan terus bergerak

Saturday, April 14, 2018

"Mendulang Dollar" dari Adsence via Youtube

"Usulan" untuk mas Gokil Abis yang pulang kampung _ Part 3

mas Parindra dan mbak Ismiati di pelaminan via www.brilio.net


Awalnya penulis tidak begitu paham mekanisme penghasilan seorang youtuber, termasuk hubungannya dengan iklan, yang sering kali kita lewati atau skip, saat melihat video di youtube. Namun penjelasan dari Andhika Sarasono, seorang Youtuber yang pernah kuliah di Jepang, dalam Vlog nya berikut, menumbuhkan kesadaran atas dampak "skip"/lewati iklan saat menonton Video di Youtube bagi Youtubernya.

Secara gamblang, Andhika Sarasono menyampaikan seluk beluk Adsence, iklan, advertiser, CPM (Cost Per Mile), termasuk situs socialblade.com, dengan satu kesimpulan penting : "Bila anda seorang bajindul lover, atau mendukung mas Redy aka mas Gokil Abis untuk maju, maka JANGAN PERNAH SKIP IKLAN saat menonton video di akun youtube Gokil Abis".

Kenapa kesimpulan di atas sangat penting, karena sikap untuk "tetap menonton IKLAN" saat menonton video di akun Youtube Gokil Abis, akan memperbesar porsi "Dollar" yang diberikan oleh Adsence kepada mas Gokil Abis. Sebagai gambaran porsi Dollar yang diberikan Adsence kepada mas Gokil Abis, bisa dilihat pada situs socialblade.com, sebagai berikut :

statistik akun youtube Gokil Abis di socialblade.com

Dari tabel di atas, estimasi porsi dollar yang diterima mas Gokil Abis dari Adsence, per hari nya rata-rata 46 Dollar Amerika (sekitar 630 ribu rupiah) sampai dengan 740 Dollar Amerika (sekitar 10 juta rupiah). Tapi apakah mendekati ke minimum (46 Dollar) atau mendekati maksimum (740 Dollar), selain tergantung dari lokasi Viewers (besaran CPM), juga sangat bergantung sikap Viewers nya, apakah tetap menonton iklan atau suka main skip bila ada iklan, saat menonton video di akun youtube. 

Bila di setiap Video mas Gokil Abis selalu menyampaikan : "Jangan lupa Like, Share, Subscribe, dan Comment", maka dalam kerangka "mendulang dollar" dari Adsence via Youtube, mas Gokil Abis perlu menghimbau,"Mohon tetap melihat iklan yang lewat dalam Video ini" setiap kali pembukaan Video.

Kalaupun tidak menghimbau di pembukaan Video, bisa juga di kolom deskripsi atau kolom Komentar yang di"pin", menyampaikan himbauan yang sama : "Dengan kerendahan hati, kami mohon berkenan tetap melihat iklan yang lewat di Video ini, jangan pernah di"Skip" iklannya". Memang tidak umum dan terasa aneh, tapi namanya usulan kan boleh....

Terakhir, bila di banyak Youtuber terkenal yang lain, ada tim yang mendukung, misalkan kameramen, editor, bahkan skenario dalam pembuatan Vlog nya. Barangkali bila memang mas Redy memutuskan untuk "mendulang Dollar" dari Adsence via Youtube, merekrut orang lain untuk menjadi tim pendukung bisa dipertimbangkan. Sehingga setiap Vlog, ada kameramennya, ada editornya, bahkan ada tim kreatifnya sendiri. Tentu dengan konsekuensi biaya, tapi bisa dipertimbangkan.

Bagi pembaca yang kebetulan penggemar Gokil Abis atau Bajindul Lover, sekali lagi ingat satu hal : "Mohon tetap melihat iklan yang lewat, setiap kali melihat Video di akun Youtube Gokil Abis"
 


Tetap Semangat dan Terus Bergerak

Friday, April 13, 2018

"Berjuang" di Ibu Kota, siapa takut ?



"Usulan" untuk mas Gokil Abis yang sedang pulang kampung_part 2

mas Parindra dan mbak Ismiati diwawancara Selebrita Trans7 via cnfilms.net




Keputusan sudah diambil oleh mas Redy aka mas Gokil Abis aka mister Banjindul, untuk "mengadu nasib" di Jakarta, seperti yang ditampilkan dalam link video ini. Bahkan mas Redy sudah mengupload beberapa kegiatannya selama di Jakarta, mulai dari tiba di Jakarta (di sini), belanja kebutuhan sehari-hari (di sini), kulineran (di sini dan di sini), hingga kegiatan di Trans TV ( di sini, dan di sini). 

Mas Redy ternyata sudah menetapkan pilihannya, untuk mulai "mengadu peruntungan", menjadi "artis" di dunia hiburan tanah air, khususnya di Jakarta.

Hal yang wajar saat keputusan tersebut, menjadi "pro-kontra" di kalangan subscriber akun youtube "gokil abis". Banyak yang mendukung dan mendoakan, ada yang mengingatkan untuk berhati-hati, bahkan ada juga "menakut-nakuti" dengan resiko kegagalan yang bisa dialami oleh mas Redy. 

Mengenai risiko kegagalan, sebenarnya  dalam tulisan sebelumnya di sini, mas Redy sudah berusaha meminimalkan resiko tersebut dengan adanya tim manajemen "bajindul lover". Tapi tentu wajar saja, kalau misalkan ada yang masih ada kekuatiran terhadap bayangan kegagalan, namun mas Redy tetaplah mas Redy stick tetap semangat, yang akan tetap "berjuang' mewujudkan mimpinya di Jakarta.

Lepas dari bayangan kegagalan, ataupun keberhasilan yang menanti mas Redy dalam keputusannya untuk menjadi "artis" di Jakarta, ada hal yang menarik untuk penulis sampaikan dalam tulisan kedua ini. Sebuah fakta yang ditampilkan di situs Socialblade.com sebagai berikut :  


detail statistik akun youtube gokil abis di socialblade

Dari grafik di atas, bisa dilihat pertumbuhan jumlah views akun Youtuber Gokil Abis adalah di bulan September 2017 dan bulan Oktober 2017, atau pada saat-saat menjelang, dan saat-saat mas Redy "menjadi artis" di Jakarta, dan beberapa saat sesudahnya. Setelah itu menurun dan mulai stabil sejak bulan Desember 2017 s.d Maret 2018 kemarin.

Jumlah Views, bagi seorang youtuber, adalah yang menentukan besaran "penghasilan" yang diterima dari Adsence nya. Artinya menjelang, saat-saat, dan beberapa saat pasca, mas Redy wara-wiri di sejumlah stasiun TV, adalah masa-masa dimana jumlah subscriber dan viewer dari akun Youtube Gokil Abis mencapai puncaknya.

Jadi berhasil atau pun tidak berhasil "menjadi artis" di Jakarta, menurut penulis, mas Redy akan tetap berhasil dengan akun "Gokil Abis"nya. Bila pun tidak berhasil wara-wiri atau masuk di dunia pertelevisian, setidak-tidaknya mas Redy sudah memiliki bahan Vlog yang menceritakan perjuangan beliau untuk menjadi artis di Ibu Kota. Dan bila berhasil wara-wiri atau masuk Televisi seperti di bulan Oktober 2017 lalu, maka lompatan jumlah View dan Subscriber sudah menanti akun youtube gokil abis. Tahu maknanya kan ? 


Sebelum "mengadu nasib" di Jakarta saja, jumlah View dan Subscriber akun Youtube Gokil Abis, sudah menunjukkan trend peningkatan seperti dalam grafik dari socialblade.com sebagai berikut :

Jumlah View dan Subscriber per bulan akun youtube Gokil Abis di Socialblade.com

Apalagi nantinya beliau tampil di TV atau upload Vlog-Vlog perjuangan beliau "menjadi artis" di Ibukota. Jangan kaget atau jangan heran, bila di tulisan sebelumnya (di sini), estimasi angka minimal penghasilan per bulan akun youtube Gokil Abis adalah 1200 Dollar Amerika (16,5 juta rupiah), maka menurut Socialblade.com pada saat tulisan ini dibuat estimasi angka minimal penghasilannya sudah menjadi 1400 Dollar Amerika (19,3 Juta rupiah). Minimal per bulan ya, belum riilnya, silahkan dihitung sendiri ya.....

Jadi untuk "berjuang" di Ibu Kota, bagi mas Gokil Abis, menurut saya, "SIAPA TAKUT ?"....Akun Youtuber Gokil Abis adalah sebuah "passive income" yang luar biasa bagi beliau. Maju Terus mas Redy, terus berjuang dengan cita-cita mu, taklukkan "Ibu Kota" dengan segala kesederhanaan dan keramahanmu....


Tetap Semangat dan Terus Bergerak 

Tuesday, April 10, 2018

Menjadi "Youtuber", mengapa tidak ?


"Usulan" untuk mas Gokil Abis yang sudah "pulang kampung"_part 1


Foto Pre-Wed mas Parindra Sidik Cahyono dan mbak Ismiati via Capture Youtube Gokil Abis

Sepertinya sudah banyak yang tahu, Mas Parindra Sidik Cahyono aka "Gokil Abis" aka Mr. Bajindol, sudah sekitar satu minggu ini kembali ke tanah air (lihat di link ini), setelah "pensiun" dari TKI di Korea Selatan (ada di link ini). Tentu banyak yang bertanya-tanya, mau usaha atau kerja apa mas Redy (panggilan akrab mas Gokil Abis) setelah menetap di tanah air. 

"Pensiun" sebagai TKI apalagi di Korea Selatan, bisa diartikan sebagai "kehilangan" pendapatan bulanan yang sangat besar, apalagi dibandingkan dengan standar gaji di Indonesia. Biasa menerima "penghasilan" sekitar 20 jutaan per bulan, saat di Korea Selatan, bagaimana "menyiasati"nya saat di Indonesia, dengan penghasilan yang belum pasti. Apa tidak makan tabungan, dan simpanan lama-lama habis, kalau seperti itu.

Tapi apakah benar, mas Redy tidak punya penghasilan ketika memutuskan untuk "menetap" di Indonesia tercinta ? Usut punya usut, ternyata pemikiran bahwa beliau "makan tabungan" itu tidak sepenuhnya benar. Kalau mau "iseng" membuka website "SOCIALBLADE", dan mengetikkan akun youtube "Gokil Abis", maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

Resume chanel "Gokil Abis" di Socialblade.com

Dari gambar di atas, sebenarnya kita bisa melihat estimasi penghasilan per bulan mas Redy dari akun youtube "Gokil Abis"nya. Karena estimasi, maka nominal yang ditampilkan dalam bentuk "range" atau "selang". Estimasi penghasilan mas Redy dari gambar di atas, per bulannya antara 1.200 ribu dolar Amerika sampai dengan 18.800 dolar Amerika. Boleh percaya atau tidak, mas Redy diestimasi oleh situs Socialblade, mendapatkan penghasilan antara 16,5 juta rupiah sampai dengan 258,5 juta rupiah per bulan, dari akun youtube "Gokil Abis"nya.

Bila berandai-andai saja, prediksi penghasilan mas Redy aka mas Gokil Abis, berada di kisaran 15% dari estimasi di atas. Jangan terkaget-kaget ya, Besaran penghasilan mas Gokil Abis adalah sebesar 51 juta rupiah per bulan....iya betul, penghasilan beliau mencapai lima puluh satu juta rupiah per bulan...kaget kan ??? sebuah penghasilan yang sangat jauh lebih besar dari standar pendapatan "pekerja/pegawai" di tanah air.....

Jadi menurut pendapat saya, nggak ada masalah dan sudah sangat mencukupi penghasilan yang didapatkan mas Redy, untuk menetap di Indonesia dan menjadi seorang youtuber. Hanya syaratnya harus tetap produktif menghasilkan Vlog-Vlog untuk diupload ke akun youtube "Gokil Abis"nya.

Kalau memutuskan untuk menetap di Jawa Timur, maka usulan kontent Vlog untuk mas Gokil Abis, dengan melihat trend view harian di situs socialblade, berisi kisah mas Gokil Abis saat berjuang dulu hingga akhirnya bisa bekerja di Korea, di antaranya adalah :

1. Vlog warung tempat mas Gokil Abis mendapatkan info lowongan kerja di korea, tentu beserta interview dengan person-person yang terlibat pada saat itu.

2. Vlog Lembaga bimbingan bahasa, tempat mas Gokil Abis belajar bahasa korea, dengan interview dengan person-person yang berkesan selama mas Gokil Abis belajar di sana.

3. Vlog tempat ujian awal di Surabaya, untuk bisa berangkat ke Korea, tentu dengan penjelasan, tips dan trik, serta interview dengan person-person yang berkesan bagi mas Gokil Abis ketika ujian tersebut.

4. Vlog tempat pelatihan di Jakarta tentu disertai penjelasan suka-duka serta lika-liku selama proses tersebut.

5. Vlog suka-duka dan orang-orang yang berjasa khususnya memberikan pinjaman uang yang dibutuhkan selama proses dan bisa berangkat ke Korea dulu.

Sekedar usulan, tapi untuk mas Gokil Abis....maju terus, tetap semangat untuk menjadi Youtuber di tanah air tercinta. Dengan biaya hidup di Jawa Timur, dibandingkan estimasi penghasilan dari socialblade, menurut saya, mas Redy sudah hidup sangat layak sebagai seorang Youtuber.....menjadi youtuber, mengapa tidak ?


Tetap Semangat dan Terus Bergerak 

Thursday, March 22, 2018

Men"cecap" segarnya es kacang merah di Vico Palembang


Pempek Vico  via pempekvicoonline.com


Siang itu, cuaca kota Palembang cukup panas, dan lumayan menyengat, saat rombongan berjumlah 13 orang meninggalkan hotel Anugrah di Kota Palembang untuk kembali ke kota Jakarta. Jarum jam menunjukkan pukul 13.15 WIB saat itu, masih sangat lama dibandingkan waktu keberangkatan pesawat Sriwijaya yang harus diundur menjadi jam 18.45 WIB. 

"kita ke Vico saja, sekalian beli pempek untuk oleh-oleh, di sana bisa sekalian makan", kata bu Yuni, yang sudah berpengalaman beberapa kali ke Palembang, sesaat setelah masuk ke dalam mobil. "Setujuuuuu", jawab anggota rombongan yang lain. Apalagi memang sudah jam nya untuk mengisi perut yang sudah keroncongan sedari tadi.

Maka meluncur lah mobil Toyota HIACE, berkapasitas 14 orang itu, ke Jalan Letkol Iskandar no.541-542 Palembang, lokasi toko Vico berada. Toko Vico terletak di depan Palembang Indah Mall, dengan aksen warna hijau yang sangat khas, seperti bungkus pempek Vico yang sudah terkenal itu.

Tidak sampai 10 menit kemudian, ternyata rombongan sudah sampai di toko Vico. Ternyata oh ternyata, lantai 1 toko Vico, sudah penuh dengan pengunjung, sehingga rombongan diarahkan menuju ke lantai 2. Begitu naik ke lantai 2, ternyata masih terkunci pintunya, luar biasa....rombongan dari Jakarta ini, membuat toko Vico yang sudah ramai, menjadi semakin ramai. Tak lama duduk di lokasi paling ujung dari pintu, datang sekitar 3 atau 4 keluarga/rombongan yang menikmati kuliner di lantai 2.

Dan pesanan pun meluncur dari masing-masing anggota rombongan kepada pramusaji Vico, yang sepertinya sudah sangat terbiasa menangani rombongan dengan banyak orang seperti ini. Dengan jumlah 13 orang, ternyata pesanan makanannya adalah sebelas Mie buah Ayam Bakso, dua buah gado-gado, ditambah dua buah tekwan, tentu tidak ketinggalan tiga buah piring besar pempek campur, serta dua buah piring kecil pempek kulit.

Untuk minuman tentu saja, es kacang merah, menu andalan Vico menjadi pesanan seluruh anggota rombongan. Sejak malam sebelumnya, es kacang merah ini sudah jadi bahasan rombongan untuk jadi "target sasaran" makan siang sebelum pulang ke Jakarta. Penasaran dan ditambah bumbu cerita anggota rombongan yang sudah merasakannya, membuat semua sepakat, minumnya es kacang merah.

"Awalnya saya tidak mau pesan es, karena takut menjadi batuk, tapi melihat tampilannya yang "mengundang selera", saya putuskan untuk memesan es kacang merah", kata mas Heri. Hal yang menjelaskan betapa "menggoda"nya es kacang merah, meski baru melihat tampilannya, pesanan pengunjung lain, saat baru memasuki toko Vico.

Es kacang merah, paket pempek campur, dan tekwan Via TripAdvisor.co.id

Saat paket pempek campur datang, ternyata tidak menunggu lama untuk "kosong"nya dua piring besar yang pertama datang. Namun "histeria" sesungguhnya datang, saat tiga belas buah gelas, yang berisi es kacang merah, datang menghampiri rombongan. Tampak dari kejauhan sungguh "menggoda", apalagi saat sudah tersaji di atas meja. Jadi kebayang film-film India, tapi obyeknya es kacang merah.....

"kacang merahnya begitu "empur", ini kacangnya atau cara masaknya ya", pertanyaan salah satu anggota rombongan, sambil tetap menyuapkan sesendok kacang merah ke dalam mulutnya. 

"sepertinya cara mengolahnya pak", jawab yang lain.

Segarnya es kacang merah Vico memang luar biasaa....manisnya sangat pas untuk mengimbangi "legit"nya kacang merah, saat masuk ke rongga mulut, apalagi saat melewati kerongkongan.....wowww....rugi sekali kalau ke Palembang tidak merasakan es kacang merah ini.

Setelah semua pesanan terhidang, dan semua selesai makan, dengan catatan tidak ada lagi yang bersisa di atas meja, tiba-tiba ada yang nyeletuk,"rugi saya pakai pesan es teh manis segala, mesthinya dua gelas es kacang merah saja". 

Tawa pun berderai dari semua peserta rombongan. Tapi ada lagi, saat membayar bill di kasir.......hanya 885 ribu rupiah yang harus dibayarkan........artinya dengan 13 orang, cukup 68 ribu rupiah saja per orang, untuk makan kenyang, plus men"cecap" segarnya es kacang merah di Vico Palembang.

Lagu Jawa bernama gending mas kumambang,
Merdu suara gamelan yang seharum bunga melati,
Kalau anda sempat berkunjung ke Palembang,
Es kacang merah Vico yang rekomended untuk dinikmati,


Tetap Semangat dan Terus Bergerak