Wednesday, May 8, 2019

Bersiap untuk “Kejutan-Kejutan”


#Edu Trip ABA Homeschooling Group 2019 (Umrah plus Thaif - Turkiye) part 1

Peserta “Edu Trip ABA Homeschooling Group 2019 (Umrah plus Thaif - Turkiye)”dengan latar belakang masjid Quba


Waktu itu, tahun 2011, saat memilihkan sekolah untuk putri pertama kami, Kakak Sabrina, tidak pernah terbersit dalam pikiran, penulis akan mengalami sebuah “pengalaman berkesan”, di awal tahun 2019 ini. “Pengalaman” dalam bentuk perjalanan, “Umrah Plus”, “Plus”nya ke Thaif dan Turki, secara “agak backpackeran”. Tidak sepenuhnya “backpacker”, karena ada keterlibatan “Tour & Travel” dalam pelaksanaan perjalanannya. Tentu syarat dan ketentuan, yang berlaku di Arab Saudi, yang menjadi pertimbangan keterlibatan “Tour & Travel” tersebut.

Saat memilih Abdurrahman Bin Auf (ABA), yang di kemudian hari berkembangan menjadi ABA Homeschooling Group, untuk kakak Sabrina bersekolah, di Play Group (PG) waktu itu, pertimbangannya sangat simpel, Jarak. ABA Homeschooling Group berada di Perumahan Bumi Sentosa, Kelurahan Nanggewer Mekar, Cibinong, Bogor. Karena kami tinggal di sana, ke sekolah, kakak Sabrina dapat berjalan kaki, meski saat itu baru berusia 3 tahunan, tentu di antar pengasuhnya.

Tentu selain jarak, ada pertimbangan lain, meski ada juga Play Group / TK lain yang lebih dekat dari rumah kami. Yap di Perumahan Bumi Sentosa, ada dua PG/TK, salah satu nya ABA Homeschooling Group itu. Penyiapan pribadi untuk mujahid/ah (sebutan siswa di ABA Homeschooling Group), dan bekal kehidupannya, menyongsong masa depan, di dunia, dan akhirat, menjadi pertimbangan lain, yang lebih memantapkan pilihan sekolah, bagi kakak Sabrina.

Termasuk saat akhirnya kakak Sabrina, sudah memasuki usia Sekolah Dasar, pilihannya tetap melanjutkan SD di ABA Homeschooling Group, bukan ke SD Negeri, atau SD Islam, atau SD Islam Terpadu misalkan. Selain sudah “nyaman”, pertimbangan utama adalah kurikulumnya, yang dalam pemikiran kami, tidak mem”bebani” kakak Sabrina saat bersekolah. “Sekolah untuk bersenang-senang”, hal yang kami harapkan, saat kakak Sabrina, bersekolah di ABA Homeschooling Group itu.

Sebuah harapan, kakak Sabrina bisa mengembangkan diri sesuai potensinya, tidak harus menjadi si “segala bisa”, tapi pribadi yang siap menjemput masa depannya. Pengalaman saat di PG dan TK, perkembangan kakak Sabrina, terasa lebih alami dan anaknya lebih menikmati prosesnya, karena disesuaikan dengan potensi yang ada pada diri nya.

Salah satu metode, pengembangan kepribadian mujahid/ah ABA Homeschooling Group, adalah Edu Trip. Misalkan, di kelas 1 atau kelas 2, tidak boleh didampingi orang tua, para mujahid/ah itu melakukan perjalanan ke Singapura, selama beberapa hari. 

“Singapura ? ke luar negeri tanpa orang tua ?”, iya betul.... Pernah juga ber”mukim” selama beberapa minggu, di kampung Inggris, di Pare, Kediri, dan tentu tidak boleh ditemani orang tua nya.

Waktu pelaksanaan beberapa Edu Trip tersebut, meski hati berdebar-debar, karena tidak melihat langsung, rasanya adem-ayem saja. Apalagi melihat update informasi, melalui grup WA, yang dikirimkan ibu-ibu guru nya, “everything is Alright”.

Tapi senin malam, 18 Februari 2019, saat tengah malam itu, rasanya sungguh berbeda. Saat 24 orang (dari 29 orang) peserta Edu Trip, “Edu Trip ABA Homeschooling Group 2019 (Umrah plus Thaif - Turkiye)”, berkumpul di sekolah “ABA Homeschooling Group”, ada rasa yang “beda”. 

Apalagi saat semua peserta, yang 29 orang itu, berkumpul di terminal keberangkatan internasional, Bandara Soekarno-Hatta, ketika jam belum menunjukkan pukul 02.00 WIB, selasa,19 Februari 2019.

Dari 29 orang itu, ada lima orang mujahid (siswa laki-laki), dan tiga orang mujahidah (siswa perempuan), sisanya orang tua atau pendamping, pemilik sekolah, dan keluarga pemilik sekolah. 

Saat melihat delapan orang siswa itu, yang masih usia kelas 5 SD itu, berkumpul dan bertemu, “alarm” hati saya akan berbunyi, akan banyak kejutan selama perjalanan.

Perbedaan siapa yang mendampingi, ternyata tidak berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku, ketika mereka sedang berkumpul. Ada anak-anak yang didampingi kedua orang tuanya, tapi ada mujahidah yang hanya didampingi ayahnya saja, ada mujahid yang didampingi ayah atau ibunya saja, atau kakeknya saja, bahkan ada mujahid yang tanpa pendamping.

Kegembiraan, keceriaan, keberanian, anak-anak itu, saat bertemu dengan komunitasnya, membangkitkan predisi akan lahirnya banyak kejutan selama perjalanan “semi backpackeran” itu. 

Kejutan-kejutan yang sayang untuk dilewatkan. Kejutan-Kejutan yang menjadi bahan tulisan yang menarik untuk dibaca dan diikuti.



Tetap Semangat dan Terus Bergerak

No comments:

Post a Comment