#Edu Trip ABA Homeschooling
Group 2019 (Umrah plus Thaif - Turkiye) part 1
Peserta “Edu Trip ABA Homeschooling Group 2019 (Umrah plus Thaif - Turkiye)”dengan latar belakang masjid Quba |
Waktu itu, tahun 2011, saat
memilihkan sekolah untuk putri pertama kami, Kakak Sabrina, tidak pernah
terbersit dalam pikiran, penulis akan mengalami sebuah “pengalaman berkesan”,
di awal tahun 2019 ini. “Pengalaman” dalam bentuk perjalanan, “Umrah Plus”,
“Plus”nya ke Thaif dan Turki, secara “agak backpackeran”. Tidak sepenuhnya
“backpacker”, karena ada keterlibatan “Tour & Travel” dalam pelaksanaan
perjalanannya. Tentu syarat dan ketentuan, yang berlaku di Arab Saudi, yang
menjadi pertimbangan keterlibatan “Tour & Travel” tersebut.
Saat memilih Abdurrahman Bin Auf
(ABA), yang di kemudian hari berkembangan menjadi ABA Homeschooling Group, untuk
kakak Sabrina bersekolah, di Play Group (PG) waktu itu, pertimbangannya sangat
simpel, Jarak. ABA Homeschooling Group berada di Perumahan Bumi Sentosa,
Kelurahan Nanggewer Mekar, Cibinong, Bogor. Karena kami tinggal di sana, ke
sekolah, kakak Sabrina dapat berjalan kaki, meski saat itu baru berusia 3
tahunan, tentu di antar pengasuhnya.
Tentu selain jarak, ada
pertimbangan lain, meski ada juga Play Group / TK lain yang lebih dekat dari
rumah kami. Yap di Perumahan Bumi Sentosa, ada dua PG/TK, salah satu nya ABA
Homeschooling Group itu. Penyiapan pribadi untuk mujahid/ah (sebutan siswa di
ABA Homeschooling Group), dan bekal kehidupannya, menyongsong masa depan, di
dunia, dan akhirat, menjadi pertimbangan lain, yang lebih memantapkan pilihan
sekolah, bagi kakak Sabrina.
Termasuk saat akhirnya kakak
Sabrina, sudah memasuki usia Sekolah Dasar, pilihannya tetap melanjutkan SD di
ABA Homeschooling Group, bukan ke SD Negeri, atau SD Islam, atau SD Islam Terpadu
misalkan. Selain sudah “nyaman”, pertimbangan utama adalah kurikulumnya, yang dalam
pemikiran kami, tidak mem”bebani” kakak Sabrina saat bersekolah. “Sekolah untuk
bersenang-senang”, hal yang kami harapkan, saat kakak Sabrina, bersekolah di ABA
Homeschooling Group itu.
Sebuah harapan, kakak Sabrina
bisa mengembangkan diri sesuai potensinya, tidak harus menjadi si “segala
bisa”, tapi pribadi yang siap menjemput masa depannya. Pengalaman saat di PG
dan TK, perkembangan kakak Sabrina, terasa lebih alami dan anaknya lebih
menikmati prosesnya, karena disesuaikan dengan potensi yang ada pada diri nya.
Salah satu metode, pengembangan
kepribadian mujahid/ah ABA Homeschooling Group, adalah Edu Trip. Misalkan, di
kelas 1 atau kelas 2, tidak boleh didampingi orang tua, para mujahid/ah itu
melakukan perjalanan ke Singapura, selama beberapa hari.
“Singapura ? ke luar
negeri tanpa orang tua ?”, iya betul.... Pernah juga ber”mukim” selama beberapa
minggu, di kampung Inggris, di Pare, Kediri, dan tentu tidak boleh ditemani
orang tua nya.
Waktu pelaksanaan beberapa Edu
Trip tersebut, meski hati berdebar-debar, karena tidak melihat langsung, rasanya
adem-ayem saja. Apalagi melihat update informasi, melalui grup WA, yang
dikirimkan ibu-ibu guru nya, “everything is Alright”.
Tapi senin malam, 18 Februari
2019, saat tengah malam itu, rasanya sungguh berbeda. Saat 24 orang (dari 29
orang) peserta Edu Trip, “Edu Trip ABA Homeschooling Group 2019 (Umrah plus
Thaif - Turkiye)”, berkumpul di sekolah “ABA Homeschooling Group”, ada rasa
yang “beda”.
Apalagi saat semua peserta, yang 29 orang itu, berkumpul di
terminal keberangkatan internasional, Bandara Soekarno-Hatta, ketika jam belum
menunjukkan pukul 02.00 WIB, selasa,19 Februari 2019.
Dari 29 orang itu, ada lima orang
mujahid (siswa laki-laki), dan tiga orang mujahidah (siswa perempuan), sisanya
orang tua atau pendamping, pemilik sekolah, dan keluarga pemilik sekolah.
Saat
melihat delapan orang siswa itu, yang masih usia kelas 5 SD itu, berkumpul dan
bertemu, “alarm” hati saya akan berbunyi, akan banyak kejutan selama
perjalanan.
Perbedaan
siapa yang mendampingi, ternyata tidak berpengaruh terhadap sikap dan
tingkah laku, ketika mereka sedang berkumpul. Ada anak-anak yang
didampingi kedua orang tuanya, tapi ada mujahidah yang hanya didampingi
ayahnya saja, ada mujahid yang didampingi ayah atau ibunya saja, atau
kakeknya saja, bahkan ada mujahid yang tanpa pendamping.
Kegembiraan, keceriaan,
keberanian, anak-anak itu, saat bertemu dengan komunitasnya, membangkitkan
predisi akan lahirnya banyak kejutan selama perjalanan “semi backpackeran” itu.
Tetap Semangat dan Terus Bergerak
No comments:
Post a Comment