#Diskon 100% alias GRATIS Tambah Daya listrik untuk Rumah Ibadah
"PLN ini, bagaimana sih ?", gerutu seorang Jamaah sebuah Masjid, di sebuah perumahan, di Cibinong, kabupaten Bogor.
"Memang ada apa mas ?", tanya jamaah yang lain.
"Itu lho, Tarawih malam pertama, mati listrik, untung pas rakaat terakhir sholat witir", jelasnya.
Memang satu perumahan tersebut, mati listrik, Rabu malam, 17 Mei 2018, sejak jam 20.20 WIB. Listrik baru menyala kembali sekitar jam 21.10 WIB.
Akibatnya, sholat Witir di masjidnya, dilaksanakan dalam suasana gelap gulita, dan hawa yang gerah. Maklum, masjidnya dilengkapi dengan 8 buah AC berkekuatan 1 PK, ditambah deretan kipas angin yang menempel di dinding.
Tanpa listrik PLN, jelas saja AC-AC plus kipas angin itu tidak berdaya. Lampu penerangan pun jadi "padam", lampu emergency yang ada, hanya "mbleret" saja sinarnya, temaramnya hanya sekelas "lampu teplok" saja, saat rakaat terakhir sholat Witir di malam pertama bulan Ramadhan itu.
"Eh tadi malam, Tarawih malam kedua, baru juga masuk rakaat kedua sholat Isya, mati listrik lagi", jelasnya.
"Untung nggak lama, tapi bacaan surat imamnya jadi tidak terdengar, pas mau Ruku', listrik sudah menyala lagi", sambungnya lagi.
"PLN, PLN !!!", gerutu sang jamaah.
"Oh, Kalau yang tadi malam bukan PLN", jawab Jamaah yang lain tadi.
"Maksudnya apa ? kok bukan PLN, emang PLN sudah punya pesaing ya ?", tanya jamaah yang tadi menggerutu.
"Listriknya "nJeglek", alias "turun", sepertinya "nggak kuat", "itu menyala, saya yang "naikkan", saya batalkan dulu sholat isya saya, agar listrik menyala kembali", Jamaah tadi menjelaskan panjang lebar.
Maklum bulan Ramadhan, malam-malam awal, jamaah masih banyak-banyaknya. Sehingga seluruh AC yang ada, dan kipas angin, dibuat menyala. Ditambah Lampu penerangan, dan Sound System, akhirnya daya listrik di masjid, jadi tidak kuat, akhirnya "nJeglek" atau "turun" tadi.
"Wah, harus tambah daya ke PLN dong ya ?", tanya jamaah yang awalnya menggerutu.
"Iya, betul, tapi sayang biayanya, lebih baik uangnya, dipakai untuk program Ramadhan yang lain saja, agar masjid jadi makmur", jawab Jamaah yang lain.
Fenomena di atas, sepertinya terjadi juga di banyak masjid, daya listrik masjid yang biasanya "aman-aman" saja, jadi sering "turun" atau "nJeglek" di bulan Ramadhan.
Tapi dengan pertimbangan biaya, akhirnya penggunaan AC atau kipas angin yang diirit, bukan daya listrik masjidnya yang dinaikkan. Akibatnya semakin hari, jumlah jamaah semakin maju ke depan, karena merasa "gerah" dan tidak nyaman.
Sepertinya "suara hati" para jamaah di atas, "didengarkan" oleh PLN, terbukti mulai tanggal 17 Mei 2018 kemarin, ada program "Gemerlap Lebaran 2018". Salah satunya adalah Diskon 100% alias GRATIS, Tambah Daya listrik untuk Rumah Ibadah. Lihat materi promo nya sebagai berikut :
Promo "Gemerlap Lebaran 2018" |
"Rumah ibadah itu, hanya masjid saja kah ?", tanya pembaca.
"Semua Rumah Ibadah : Masjid, Gereja, Pura, Klenteng, Kuil, yang penting tercatat resmi sebagai Rumah Ibadah", jawab penulis.
"Beneran GRATIS untuk Rumah Ibadah, UJL (Uang Jaminan Langganan) nya bagaimana ?", tanya pembaca lagi.
"Bener, GRATIS untuk Rumah Ibadah. UJL belum ada penyesuaian, jadi tetap menggunakan UJL yang ada. Tapi syarat dan ketentuan berlaku ya", jawab penulis lagi.
"Kemana mendaftarnya eh mohon tambah daya nya ?", tanya pembaca yang penasaran.
"Website PLN : www.pln.co.id, PLN CC-123 (PTT : 123 atau HP : (Kode Wilayah) 123, atau ke Kantor PLN", jawab penulis.
"Eh baru nyadar, kok ada syarat dan ketentuan berlaku, apaan itu ?", tanya pembaca makin penasaran.
"Nah kalau ini nanya ke PLN saja langsung ya, ke PLN CC-123 saja bisa dihubungi 24 jam lho, suaranya merdu lagi", jawab penulis tidak mau kalah.
"Sok tahu" itu memang berat, biar PLN saja yang menjawab. Jadi untuk pertanyaan lebih lanjut silahkan kontak ke PLN CC-123 ya (PTT : 123 atau HP : (Kode Wilayah) 123) ya.
Apalagi kalau nanyanya Tarif listriknya kepengaruh nggak setelah Tambah Daya, penulis "angkat tangan" deh.....
Tetap Semangat dan Terus Bergerak